الْكِتَابُ مُشْتَقٌّ مِنَ الْكِتَبِ وَهُوَ الضَّمُّ وَالْجَمْعُ.
يُقَالُ تَكْتُبُ بَنُوْ فُلَانٍ، إِذَا اجْتَمَعُوْا. وَمِنْهُ كَتِيْبَةُ الرَّمْلِ.
Lafadz
الْكِتَابُ terbentuk dari asal kata الْكِتَبِ , yang mempunya arti الضَّمُّ و الْجَمْعُ (Mengumpulkan dan Menyatukan /
Menghimpun). Seperti boleh dikatakan: تَكْتُبُ بَنُوْ
فُلَانٍ yang menggunakan arti اِذَا
اجْتَمَعُوْا، وَمِنْهُ كَتِيْبَةُ الرَّمْلِ (Tatkala Berkumpul
Anak-anak Fulan, dan sebagiannya menghimpun pasir).
وَالطَّهَارَةُ
فِي اللُّغَةِ النَّظَافَةُ. تَقُوْلُ: طَهَرْتُ الثَّوْبَ أَيْ نَظَفْتُهُ.
Sedangkan
yang dimaksud dengan Bersuci secara bahasa adalah Membersihkan/Suatu
kebersihan.
وَفِي
الشَّرْعِ عِبَارَةٌ عَنْ رَفْعِ الْحَدَثِ أَوْ إِزَالَةِ النَّجْسِ أَوْ مَا فِي
مَعْنَاهُمَا أَوْ عَلٰى صُوْرَتِهِمَا كَالْغُسْلَةِ الثَّانِيَّةِ وَالثَّالِثَةِ
وَالْأِغْسَالِ الْمَسْنُوْنَةِ وَتَجْدِيْدِ الْوُضُوْءِ وَالتَّيَمُّمِ وَغَيْرِ
ذٰلِكَ مِمَّا لَا يُرْفَعُ حَدَثًا وَلَا يُزِيْلُ نَجْسًا وَلٰكِنَّهُ فِي مَعْنَاهُ.
Sedangkan
dalam istilah syara’ adalah suatu keterangan atau penjelasan untuk mengangkat hadats
atau menghilangkan najis atau menghilangkan sesuatu secara maknawi dari
keduanya (Hadats dan Najis) atau yang menyerupai keduanya. Seperti basuhan
ke-dua, basuhan ke-tiga, mandi-mandi sunnah, memperbarui wudhu’, tayammum, dan
lain sebegainya. Seperti sesuatu yang tidak dapat dihilankan hadats dan
najisnya secara nyata namun secara maknawi saja.
Keterangan tambahan:
Dawuh
syaikhuna (Abdul Hadi bin Abdul Lathif) dalam menerangkan bab taharah ini.
Hadats adalah sesuatu yang bersifat maknawi, yakni tidak memiliki bentuk (ain).
Maka cara mensucikannya pun, tidak diperlukan membuang bentuk yang nyata.
Sedangkan Najis itu termasuk danalam Ainiyah, seperti kotoran, darah dan lain
sebagainya. Jadi cara mensucikannya dengan cara membuang / menghilangkan
bentuk, bau dan rasanya.
A. Jenis air yang
dapat digunakan untuk bersuci.
قَالَ: الْمِيَاهُ الَّتِيْ يَجُوْزُ بِهَا
التَّطْهِيْرُ سَبْعُ مِيَاهٍ: مَاۤءُ السَّمَاۤءِ وَمَاۤءُ الْبَحْرِ وَمَاۤءُ
النَّهَرِ وَمَاۤءُ الْبِئْرِ وَمَاۤءُ الْعَيْنِ وَمَاۤءُ الثَّلْجِ وَمَاۤءُ الْبَرَدِ.
Dawuh
Mushannif Imam Syeikh Taqiyuddin Abi Bakar bin Muhammad Al-Husaini Al-Husni
Ad-Dimasqi As-Syafi’i. Air yang dapat mensucikan itu ada 7
macam:
1.
Air Langit (Air Hujan)
الْأَصْلُ فِي مَاۤءِ السَّمَآءِ قَوْلُهُ
تَعَالٰى (وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِّنَ السَّمَآءِ مَآءً لِّيُطَهِّرَكُمْ بِهِ)
وَغَيْرُهَا.
Dasar &
Hujjah bahwa Air Hujan ini dapat digunakan untuk bersuci adalah firman Allah
SWT.
Terjemahan
Kemenag RI Tahun 2019 : "(Ingatlah)
ketika Allah membuat kamu mengantuk sebagai penenteraman dari-Nya dan
menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan
(hujan) itu, menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu, dan menguatkan
hatimu serta memperteguh telapak kakimu." QS. Al-Anfal
: 11
2.
Air Samudra / Ait Lautan
وَفِي مَآءِ الْبَحْرِ قَوْلُهُ صَلّٰى
اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا سُئِلَ عَنْ مَآءِ الْبَحْرِ فَقَالَ (هُوَ الطَّهُوْرُ
مَآؤُهُ الْحِلُّ مَيْتَتُهُ). صَحَّحَهُ ابْنُ حُبَّانٍ وَابْنُ السَّكَنِ وَالتُّرْمُذِيْ
وَالْبُخَارِيْ.
Dasar
& Hujjah bahwa Air Laut / Samudra suci adalah Hadits Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Sallam saat ditanya tentang Air Samudra / Air Laut.
“Adapun
Laut / Samudra itu Suci Airnya, dan Halal Bangkainya (Binatang Laut)” Hadits
ini disahihkan oleh Ibnu Hubban, Ibnu Sakan, Imam Turmudzi dan Imam Bukhari,
Radhiallahu ‘anhum.
3.
Air Sungai
4.
Air Telaga / Air Sumur
5.
Air Sumber / Mata Air
وَفِيْ مَآءِ الْبِئْرِ حَدِيْثُ سَهْلٍ رَضِيَ
اللّٰهُ عَنْهُ ( قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ! إِنَّكَ تَتَوَضَّأُ مِنْ بِئْرٍ
بُضَاعَةٍ، وَفِيْهَا مَا يُنْجِي النَّاسُ وَالْحَائِضُ وَالْجُنُبُ . فَقَالَ رَسُوْلُ
اللّٰهِ صَلّٰى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الْمَآءُ طَهُوْرٌ لَا يُنَجِّسُهُ شَيْءٌ
). حَسَّنَهُ التُّرْمُذِيْ وَصَحَّحَهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ وَغَيْرُهُ. وَمَآءُ
النَّهْرِ وَمَآءُ الْعَيْنِ فِي مَعْنَاهُ.
Dasar dan
Hujjah Bahwa Air Telaga suci adalah Hadits Nabi yang disampaikan oleh Sahabat
Sahal RA.
“Bertanya
para sahabat: Wahai Rasulallah! Sesungguhnya Engkau telah berwudhu’ dari Telaga
/ Sumur Budha’ah, yang mana airnya digunakan oleh manusia untuk istinja’ dan
orang haid dan orang junub untuk bersuci. Maka Rasulullah SAW bersabda: Adapun airnya
suci dan tidak terkena najis apapun.” Hadits ini dihasankan oleh Imam Turmudzi,
dan disahihkan oleh Imam Ahmad dan Ulama’ Lainnya.
Adapun Dasar
& Hujjah untuk Air Sungai dan Mata Air sama dengan Air Telaga / Sumur.
6.
Air Salju
7.
Air Dingin / Air Es
وَأَمَّا مَآءُ الثَّلْجِ وَمَآءُ الْبَرَدِ
فَالْأَصْلُ فِيْهِ حَدِيْثُ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّٰهُ تَعَالٰى عَنْهُ وَاسْمُهُ
عَبْدُ الرَّحْمٰنِ بْنِ
صَخْرٍ عَلٰى الْأَصَحِّ ، قَالَ: ( كَانَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلّٰى اللّٰهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا كَبَّرَ فِي الصَّلَاةِ سَكَتَ
هُنَيَّةً، قَبْلَ أَنْ يَقْرَأَ، فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ مَا تَقُوْلُ، قَالَ:
أَقُوْلُ اَللّٰهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِيْ وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ
الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ. اَللّٰهُمَّ نَقِّنِيْ مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى
الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ. اَللّٰهُمَّ اغْسِلْنِيْ مِنْ خَطَايَايَ بِمَآءِ
الثَّلْجِ وَالْبَرَدِ.) رَوَاهُ الْبُخَارِيْ
وَمُسْلِمْ.
Dasar dan
Hujjah Air Salju dan Air Dingin adalah Hadits dari Abu Hurairah RA. Nama
Aslinya adalah (Abdur Rahman bin Shakhri) menurut yang shahih. Dia berkata:
“Senantiasa
Rasulullah SAW tatkala melakukan takbiratul ikhram dalam shalat, maka akan diam
sejenak, sebelum membaca Al-Fatihah. Maka aku bertanya kepada beliau: Wahai
Rasulullah, apa yang Engkau baca / ucapkan? Rasulullah menjawab: Aku
mengucapkan. Ya Allah, jauhkan antara aku dan kesalahan-kesalahanku seperti Engkau
menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, Bersihkan aku dari
kesalahan-kesalahanku seperti debersihkanna pakaian putih dari kotoran. Ya
Allah, Basuhlah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air salju dan dingin.”
HR. Bukhari dan Muslim.
Wallahu A'lam bis Shawab
Post a Comment
Silahkan Berbagi Pengalaman di Kolom Komentar kami, dengan Baik dan Santrun! Terimakasih.